Kanal Peninggalan Belanda, Solusi Atasi Banjir

Rumah Kediaman Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, tergenang air pasang dan hujan lebat
Banjarmasin - Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, akibat hampir 50 persen wilayah Banjarmasin terendam sejak pertengahan pekan lalu. Berencana untuk menghidupkan kembali kanal-kanal (sungai buatan) peninggalan penjajah Belanda sebagai solusi utama dari masalah banjir ini.

Jika dilihat dari peta  kanal-kanal itu memang sudah dirancang untuk menghalau banjir. “Sambung-menyambung menghalau banjir. Peta tua itu harus digali untuk bahan masterplan drainase dan sungai kita sekarang,” ujarnya Ibnu, Sabtu (1/4/2016).

Curah hujan yang tinggi sejak Rabu (30/3/2016) kemarin, Banjarmasin diguyur hujan dengan curah 100 milimeter berdurasi lima jam. Dampaknya, Sungai Martapura yang diandalkan menampung limpasan air malah meluap. Ibnu dan wakilnya Hermansyah sempat berkeliling meninjau drainase jalan-jalan yang terendam.

Kanal-kanal peninggalan Belanda yang disebut Ibnu antara lain sungai Jalan Veteran, Sungai Tatas yang mengitari Masjid Sabilal Muhtadin, sungai di kiri dan kanan Jalan Ahmad Yani, dan sungai Jalan Sutoyo S.

Untuk  melakukan normalisasi kembali semua kanal,  Dinas Sumber Daya Air dan Drainase memperkirakan perlu waktu minimal 100 tahun. Itu kalau dihitung dari kemampuan anggaran pemko. “Menunggu satu abad keburu saya dan kawan-kawan wartawan masuk kubur. Yang terdekat harus ditangani dari sekarang,” ujarnya.

Yang terdekat Sungai Veteran. Awal 2015 silam, sungai itu kembali hidup setelah pemukiman yang menutupinya dibebaskan. Veteran bisa menghalau banjir yang mengancam pemukiman warga. “Veteran tembus ke Ahmad Yani melalui Sungai Kuripan. Panjangnya satu kilometer. Sayang sudah menyempit karena pemukiman, tersisa satu meter,” jelas mantan Anggota DPRD Provinsi Kalsel tersebut.

Berharap pada pertengahan tahun ini Sungai Veteran selesai dikeruk. Sekaligus untuk pelebaran sungai. Sementara untuk Sungai Ahmad Yani, Ibnu mengaku harus hati-hati. “Kalau mau langkah revolusioner, semua jembatan dari pal satu sampai enam harus dibongkar. Tapi ongkos sosialnya terlalu besar,” paparnya.

Jika sungai-sungai tersebut sukses dihidupkan dan ternyata tetap kebanjiran, dia melihat sistem pompa bagus dalam kondisi darurat. “Tapi pompa ini baru kesimpulan sementara,” pungkasnya.

sumber : kamarberita.com

Related

Pembangunan 1141007382196905273

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Populer

Recent

Comments

Instagram

Text Widget

Connect Us

item